"Biasanya karena terlalu sibuk, merasa tidak punya waktu. Padahal sebenarnya ya nggak gitu," kata dr Dewi Friska, Koordinator Pengabdian Masyarakat Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ditemui di Bungur, Kecamatan Senen, Sabtu (13/12/2014).
Menurut dr Dewi, jalan kaki tidak terlalu banyak menyita waktu. Cukup 30 menit sehari, jalan kaki sudah bisa menurunkan risiko diabetes sebesar 30 persen. Kapanpun dan di manapun bisa dilakukan, tinggal ada atau tidaknya niat saja yang menentukan.
"Jalan cepat itu patokannya ngos-ngosan. Masih bisa diajak bicara, tetapi sudah tidak sanggup menyanyi, itu berarti sudah bagus, intensitasnya sedang," jelas dr Listya Tresnanti Mirtha, SpKO dari Fakultas Kedokteran Universita Indonesia.
Terlepas dari faktor manusia, infrastruktur untuk pejalan kaki di Jakarta dinilai masih sangat kurang. Kadang-kadang niatnya sudah ada, cara melakukannya dengan benar sudah tahu, tetapi saat mulai jalan kaki ada motor naik ke trotoar lalu terjadi tabrakan. Waduh!
(up/rdn)