Orang Jakarta Susah Diajak Jalan Kaki, Ini Alasannya Menurut Dokter

Orang Jakarta Susah Diajak Jalan Kaki, Ini Alasannya Menurut Dokter

- detikHealth
Sabtu, 13 Des 2014 13:54 WIB
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Jalan kaki merupakan jenis olah raga paling mudah, murah dan bisa dilakukan di mana saja. Sayang, kebanyakan orang Jakarta lebih memilih berkendara meski hanya untuk berbelanja ke warung di ujung gang.

"Biasanya karena terlalu sibuk, merasa tidak punya waktu. Padahal sebenarnya ya nggak gitu," kata dr Dewi Friska, Koordinator Pengabdian Masyarakat Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ditemui di Bungur, Kecamatan Senen, Sabtu (13/12/2014).

Menurut dr Dewi, jalan kaki tidak terlalu banyak menyita waktu. Cukup 30 menit sehari, jalan kaki sudah bisa menurunkan risiko diabetes sebesar 30 persen. Kapanpun dan di manapun bisa dilakukan, tinggal ada atau tidaknya niat saja yang menentukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor lain yang membuat orang Jakarta susah diajak jalan kaki, menurut dr Dewi adalah anggapan bahwa kegiatan tersebut tidak termasuk olah raga. Memang tidak sembarangan berjalan, hanya jalan cepat atau brisk walking yang akan memberikan manfaat kesehatan.

"Jalan cepat itu patokannya ngos-ngosan. Masih bisa diajak bicara, tetapi sudah tidak sanggup menyanyi, itu berarti sudah bagus, intensitasnya sedang," jelas dr Listya Tresnanti Mirtha, SpKO dari Fakultas Kedokteran Universita Indonesia.

Terlepas dari faktor manusia, infrastruktur untuk pejalan kaki di Jakarta dinilai masih sangat kurang. Kadang-kadang niatnya sudah ada, cara melakukannya dengan benar sudah tahu, tetapi saat mulai jalan kaki ada motor naik ke trotoar lalu terjadi tabrakan. Waduh!



(up/rdn)