Seperti dilansir Reuters, Sabtu (24/1/2015), jenazah Raja Abdullah dibungkus kain kafan putih dan hanya diletakkan di atas tandu sederhana beralaskan karpet merah. Jenazah dibawa dengan ambulans ke salah satu masjid di Riyadh untuk disalatkan.
Dari sana, jenazahnya dibawa ke tempat pemakaman Al-Aoud yang merupakan tempat pemakaman umum biasa, seperti layaknya tempat pemakaman di kota-kota lain di wilayah Saudi. Saudara Raja Abdullah yang telah meninggal sebelumnya juga dimakamkan di sini.
Tidak akan upacara khusus saat jenazah Raja Abdullah dimakamkan. Tidak ada juga masa berkabung resmi yang diberlakukan di Saudi. Bendera di sekitar kompleks kerajaan tetap dikibarkan secara penuh, bukan setengah tiang seperti saat masa berkabung biasanya.
Sekolah negara Saudi, Wahhabi Sunni Islam menyatakan menampilkan masa berduka atau masa berkabung secara mewah dan diekspose besar-besaran merupakan dosa, sama seperti penyembahan berhala.
Meskipun mendiang Raja Abdullah merupakan tokoh penting dan sangat populer bagi rakyatnya, sama sekali tidak ada acara berkumpul secara spontan yang digelar warga untuk memberi penghormatan terakhir kepadanya.
Berbeda dengan saudara dan keponakannya yang hidup mewah, Raja Abdullah cenderung hidup hemat. Almarhum memilih berlibur di tenda sederhana di gurun pasir daripada di istana mewah. Almarhum juga kerap membatasi pengeluaran anggota keluarganya, mulai dari meminta para pangeran membayar sendiri tagihan telepon mereka hingga mem-booking tiket pesawat lebih awal agar tidak merepotkan maskapai.
Raja Abdullah meninggal dunia pada Jumat (23/1) dini hari setelah dirawat di rumah sakit sejak Desember 2014 lalu karena pneumonia. Disebutkan juga bahwa sudah sejak lama Raja Abdullah bernapas dengan alat bantu pernapasan.
(nvc/nwk)