Selasa, 14 Mei 2024

Pesawat AirAsia Jatuh

Tali Pengikat Terlepas, Badan AirAsia Jatuh Lagi ke Dasar Laut

Kejadian itu terjadi saat tim SAR gabungan berupaya mengangkat badan pesawat ke permukaan laut

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
Tribunnews.com/Rahmat Patutie
Pemindahan ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari Kapal Crest Onyx ke dermaga Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Minggu (11/1/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Badan utama (main body) pesawat AirAsia QZ8501 jatuh kembali ke dasar Laut Jawa pada Sabtu (24/1/2015) siang. Kejadian itu terjadi saat tim SAR gabungan berupaya mengangkat badan pesawat ke permukaan laut menggunakan empat balon pengapung atau lifting bag dan tali baja webbing sling.

Penyebabnya, tali baja yang mengikat rangka badan pesawat terlepas dari posisi pemasangan.

"Karena badan pesawat sudah lemah dan rapuh membuat posisi (tali pengikat) tidak stabil sehingga badan pesawat lepas lagi dan kembali ke dasar laut," kata Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi, di Posko Utama Pencarian AirAsia QZ8501, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Selain karena tidak stabilnya tali pengikat pada rangka badan pesawat, kejadian itu juga disebabkan oleh derasnya arus bawah laut. Saat itu, kecepatan arus bawah laut mencapai 3 sampai 5 knot dan jarak pandang atau visibility penyelam hanya 1 sampai 2 meter.

Ia menceritakan, mulanya tim penyelam yang terdiri dari 73 penyelam Marinir memasang tali baja untuk mengikat badan pesawat yang setengah bagiannya sudah hancur itu. Tali tersebut juga terhubung dengan empat lifting bag berkukatan daya angkut masing-masing 10 ton.

Setelah empat lifting bag tersebut diisi dengan gas, maka badan pesawat mulai terangkat sedikit demi sedikit. Namun, selang beberapa saat badan pesawat yang diperkirakan masih terdapat banyak jenazah korban itu terjatuh kembali ke dasar laut.

Tim penyelam sempat berusaha memasang kembali tali pengikat ke badan pesawat. Namun, upaya tersebut dihentikan pada Sabtu sore, setelah cuaca di bawah laut semakin buruk.

BERITATERKAIT
  • AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
    About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan