Bulog Pastikan Beras di Denggung Bukan Beras Plastik

Kepala Perum Bulog Divre DIY, Langgeng Wisnu Adinugroho, memastikan beras temuan di daerah Denggung, bukanlah beras plastik

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Santo Ari
Seorang penjaja kantin SMP N 3 Sleman melaporkan temuan beras yang diduga plastik. Penjaga kantin bernama Rahayu (36) ini curiga setelah beras yang ia tanak terlihat lebih kenyal dan tidak tanak secara sempurna. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Perum Bulog Divre DIY, Langgeng Wisnu Adinugroho, memastikan beras temuan di daerah Denggung, bukanlah beras plastik.

Beras yang ditemukan di Denggung, DIY, adalah beras raskin dari jatah bulan Mei.

Bulog DIY telah melakukan pengujian beras hasil temuan di Denggung disaksikan oleh Wakapolres Sleman.

Pengujian dilakukan dengan cara perendaman, pembakaran, pembauan, dan pemasakan. Kesimpulan yang didapat dari pengujian membuktikan beras yang ditemukan dipastikan bukan beras plastik.

"Kami (Bulog) kemarin sudah lakukan pengujian beras temuan tersebut, Wakapolres Sleman sendiri juga menyaksikan secara langsung. Beras direndam di air, ternyata tenggelam semua. Dibakar dengan solder, ternyata tak meleleh. Dimasak juga tak meleleh. Jadi kami simpulkan itu hanya beras biasa, bukan beras plastik," ujar Langgeng, ketika ditemui di kantor Bulog Divre DIY, Selasa (26/5).

Bulog Divre DIY juga telah mengkonfirmasi beras temuan tersebut ke Polres Sleman, Yogya.

Namun, penyidik Polres Sleman belum berani menyimpulkan beras hasil temuan tersebut adalah beras plastik, karena masih dilakukan pengujian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY.

"Laporan sendiri diterima dari Sabtu (23/5) kemarin, tetapi Polres baru menyidak pada hari Senin (25/5). Saya sudah ketemu juga dengan kepala dukuh Bulawen,tempat temuan beras, dan Kesra setempat untuk mengkonfirmasikan masalah ini," ujar Langgeng.

Menurut Langgeng, isu beras plastik ini tidaklah masuk akal. Harga plastik sendiri lebih mahal dibandingkan dengan harga beras sendiri, sehingga tidak mungkin plastik hanya menjadi bahan baku, karena justru akan merugikan.

Langgeng berpendapat, isu beras plastik ini bisa saja termuat unsur politik di dalamnya, agar supaya konsumsi beras di masyarakat turun, dan konsumsi bahan pokok lain, gandum, naik.

Bulog Divre DIY sendiri telah menerapkan aturan ketat yang ditujukan kepada mitra Bulog yang bertindak sebagai pemasok beras.

Seleksi dilakukan secara ketat, seperti ada atau tidaknya penggilingan, lantai jemur, ataupun gudang penyimpanan gabah yang layak.

Saat ini mitra Bulog Divre DIY sendiri berjumlah sekitar 31 mitra yang tersebar di DIY.

Untuk Sleman berjumlah lima mitra, Bantul berjumlah tujuh mitra, Gunungkidul sebanyak satu mitra, dan yang paling banyak di Kulonprogo yang berjumlah 18 mitra.

"Untuk menjadi mitra bulog ini harus memenuhi persyaratan yang kita telah tetapkan, seperti ada tidaknya penggilingan, lantai jemur ataupun gudang penyimpanan gabah yang layak. Setidaknya ada 31 mitra di seluruh DIY, dan saya pastikan beras yang mereka pasok terjamin kualitas dan keasliannya," ujar Langgeng. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
beras
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved