Pasalnya, pemerintah saat ini menerapkan kebijakan baru mengenai penetapan harga BBM subsidi yang akan dilakukan evaluasi setiap dua minggu sekali dalam satu bulan.
"Ini pembelajaran secara global, penurunan minyak yang sampai di bawah USD50. Tentu dengan penurunan ini, harus disikapi di berbagai tempat," kata Heryajid di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Haryajid menuturkan, penurunan ini juga akan memberikan pengaruh terhadap komoditas-komoditas produk pasar modal yang sebelumnya telah mengikuti perhitungan harga BBM yang awal.
"Pemerintah sebagai induk sudah memberikan pelajaran pada masyarakat bahwa berani mengambil keputusan. Saya rasa implementasi juga harus dilakukan di berbagai industri," ujarnya.
Dirinya menilai dengan melakukan perubahan perhitungan pada harga jual BBM subsidi yang bertujuan untuk melepas dari zona kenyamanan masyarakat mengonsumsi BBM subsidi.
"Investor sangat positif menyikapi ini. Kita lihat bahwa beberapa negara yang melakukan hal ini mungkin di Eropa. Sebulan saja bisa turun naik. Kalau kita bisa menghadapi ini, saya rasa akan bagus," tutupnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium akan mengalami penurunan Rp1.000 menjadi Rp6.600 per liter. Sementara untuk Solar akan turun menjadi Rp6.400 per liter.
"Harga ini akan berlaku Minggu malam pukul 24.00 atau Senin, 19 Januari pukul 00.00," tutur dia di Istana Presiden, Jakarta.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(rzk)
