Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati "Buka Kartu" soal Mengapa Relakan Jokowi Jadi Capres

Kompas.com - 04/07/2014, 20:44 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Rakyat Indonesia saat ini sedang mencari sosok pemimpin, bukan sekadar presiden. Seorang pemimpin lahir dari keinginan rakyatnya melalui sebuah proses panjang dan pembuktian-pembuktian.

"Contohnya, Bung Karno. Beliau itu sebelum Presiden, pemimpin dulu. Keluar masuk penjara, dibuang ke mana-mana. Baru setelah merdeka, beliau diminta sebagai presiden," kata Mega saat memberikan pengarahan kepada 5.000 kader dan simpatisan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Jumat (4/7/2014).

Seorang pemimpin, menurut Megawati, adalah sosok yang menyatu dengan rakyat dan tahu apa yang dikehendaki rakyatnya. "Intinya, yang dicari bukan presiden, melainkan pemimpin. Secara formal, jabatannya (presiden). Pemimpin itu harus menyatu dengan rakyat, tahu yang dikehendaki rakyat," kata Megawati.

Namun yang terjadi, kata Megawati, selama ini rakyat tidak pernah diberikan pendidikan politik yang benar. Pemilu seharusnya pula mengedepankan kualitas demokrasi yang baik. "Rakyat hanya disuruh nyoblos. Pemilu seharusnya mencari mutu. Pemilu yang menjadikan bangsa dan negara yang demokratis," ujar Megawati.

Jokowi, menurut Megawati, adalah sosok pemimpin yang ditunggu-tunggu oleh rakyat. Arus bawah yang menginginkan Jokowi menjadi pemimpin Indonesia tak bisa dibendung lagi. Hal inilah yang menjadi alasan Megawati merelakan hak politik dan kesempatannya menjadi calon presiden.

"Hari-hari ini, lihat Jokowi banyak ditanyakan oleh rakyat. Mana Jokowi? Apa bisa jadi presiden? Itu aspirasi yang harus didengarkan. Meskipun saya masih punya hak politik untuk jadi capres, saya jadikan Jokowi menjadi pemimpin, bukan (hanya) presiden," ungkap dia.

Jokowi saat ini bukan hanya milik PDI-P. Menurut Megawati, setelah dideklarasikan sebagai calon presiden, Jokowi adalah milik rakyat yang harus diperjuangkan bersama-sama. "Sekarang Jokowi bersama kalian, saya serahkan kepada kalian," kata Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Prabowo Bantah Pemerintahannya Bakal Terapkan Proteksionisme

Nasional
Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Klaim Tak Pernah Rekomendasikan Proyek di Kementan, SYL: Semua Harus Sesuai SOP

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen di 3 Tahun Pemerintahannya

Nasional
Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Jelang Juni, Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Bansos Beras atau Tidak

Nasional
SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

SYL Mengaku Tak Tahu Ada Patungan di Kementan untuk Kepentingannya

Nasional
Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Sebut Gaya Kepemimpinan Militeristik Tak Lagi Relevan, Prabowo: Saya Keluar dari Militer 25 Tahun Lebih

Nasional
Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Cucu SYL Ditransfer Duit Rp 20 Juta dari Kementan

Nasional
Paham 'Ngedan' Penghalang Ideologis Prabowo

Paham "Ngedan" Penghalang Ideologis Prabowo

Nasional
Profil 7 Pimpinan LPSK Periode 2024-2029

Profil 7 Pimpinan LPSK Periode 2024-2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com