Hal itu terjadi saat sesi tanya jawab dalam acara diskusi anak muda bertemakan 'Peduli Pemimpin' yang diadakan Sahabat Muda Jokowi-JK dan Gerak Cepat, di The Hall, Senayan City, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
"Kita ingin ketegasan semua pasangan capres-cawapres di semua bidang, tentang masalah energi nuklir. Saya diskusi dengan teman-teman, saya rasa tidak akan ada reaktor nuklir, energi terbarukan. Bagaimana kita akan melakukan penelitian. Kami rasa baik siapapun yang akan jadi presiden nanti. Bagaimana pak?" tanya mahasiswa itu.
"Nuklir? Terus terang saya belum pernah membicarakan soal nuklir dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi juga belum pernah bicara soal nuklir. Saya takut nanti kalau saya jawab malah salah," kata Anies.
Anies kemudian mencoba menjawab pertanyaan mahasiswa itu dengan pendapat pribadinya, bukan sebagai jubir Jokowi-JK. Rektor Universitas Paramadina itu setuju dengan adanya reaktor nuklir namun lebih cenderung pemanfaatan energi lainnya.
"Saya sependapat, tapi kita bicarakan sumber-sumber lain, panas bumi, coal, batu bara itu banyak. Saya yang khawatirkan perawatan, not the technology, perawatan. Attitude? we're not good yet," tandas Anies.
(dha/rvk)