Kamis, 16 Mei 2024

Calon Presiden 2014

Hermawan Sulistyo: Prabowo Hina Gus Dur dan Rakyat Indonesia

"Dan saya yakin sikap dasar Prabowo tak mudah berubah pada saat-saat ini," kata Hermawan.

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/Dany Permana
Calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto memaparkan pandangannya dalam acara Dialog Kebudayaan dengan Capres-Cawapres RI 2014 , di Gedung Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/6/2014). Dalam kesempatan tersebut Prabowo diuji tentang bagaimana menyiapkan strategi kebudayaan ke depan untuk menghadapi tantangan zaman atau peradaban yang kian sulit dan rumit. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 
- Transpose +

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik LIPI Hermawan Sulistyo menilai sikap Prabowo Subianto menghina kaum Nahdliyin dan komunitas pondok pesantren. Pernyataan Prabowo soal Gus Dur buta tersebut melecehkan para simpatisan Gus Dur dan penyandang cacat, bahkan menghina rakyat Indonesia.

"Itu sikap dasar Prabowo: pemarah dan temperamen yang fasis. Pernyataan tersebut amat menghina, merendahkan rakyat Indonesia karena Gus Dur dipilih rakyat Indonesia secara demokratis," kata Hermawan, Jumat (27/6/2014).

Dia menegaskan Prabowo mempunyai sikap dasar diktator dan fasis seperti dalam pembicaraannya yang membandingkan Gus Dur dengan Tony Blair, Bush dan Putin, yang secara fisik lebih sehat dan muda.

"Dan saya yakin sikap dasar Prabowo tak mudah berubah pada saat-saat ini," katanya.

Allan Nairn jurnalis investigasi asal Amerika Serikat mengungkap isi wawancaranya dengan Prabowo Subianto.

Dalam wawancara yang dilakukan dalam kurun Juni-Juli 2001, Prabowo Subianto pernah menyebut Gus Dur Presiden RI yang ketiga sebagai presiden buta.

Ketua Umum Fatayat NU Ida Fauziyah prihatin dengan kabar tersebut. Gus Dur, kata dia, merupakan tokoh yang dihormati semua kalangan di tanah air bahkan dunia internasional. Pernyataan yang tidak semestinya terhadap Gus Dur mestinya tidak keluar dari orang yang berniat memimpin bangsa ini.

Ida menegaskan seluruh Fatayat maupun simpatisan Gus Dur cerdas memilih pemimpin yang paham sejarah dan menghargai para bapak bangsa.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak terpancing dengan hal-hal yang tidak bertanggung jawab dan bisa memecah belah bangsa," katanya.

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
    About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan