Gejolak Rupiah
Indonesia Dianggap Terlalu Cinta Dolar
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menganggap Indonesia terlalu cinta terhadap mata uang dolar.
Penulis:
Imanuel Nicolas Manafe
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menganggap Indonesia terlalu cinta terhadap mata uang dolar.
"Satu-satunya yang gandrung bukan sama mata uangnya sendiri, tapi sama dolar, itu kita," ujar Suharso dalam acara Smart FM bersama Populi Center di Gado-gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12/2014).
Suharso membandingkan penggunaan mata uang negara sendiri di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti misalnya di Filipina memberlakukan semua alat tukar dengan mata uang Peso dan di Thailand dengan mata uang Baht.
"Di Thailand itu saja bisa diberlakukan Baht semua, kalau ke Filipina, pakai Peso semua," tutur Suharso yang juga pengusaha ini.
Senada dengan Suharso, pengamat pasar uang Fahrial Anwar mengkritik carut marutnya sistem peredaran mata uang rupiah di Indonesia.
"Masa di pelabuhan semua transaksi dolar. Di bandara, itu ada Visa on Arrival, harusnya juga pakai rupiah dong," kata Fahrial.