Khotimah yang Berharap Bisa Lihat Jenazah Suami dan Anak

Longsor di Banjarnegara

Khotimah yang Berharap Bisa Lihat Jenazah Suami dan Anak

- detikNews
Minggu, 14 Des 2014 07:32 WIB
Petugas Saat Melakukan Evakuasi Korban Longsor (foto: Arbi/detikcom)
Banjarnegara - Khotimah (25) salah satu warga korban longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara yang selamat terus berharap suami dan anaknya dapat segera ditemukan meskipun mereka sudah menjadi mayat.

"Saya pasrah, tapi jika bisa saya ingin melihat jenazah anak dan suami saya," kata Khotimah yang dirawat di Puskesmas Karangkobar setelah selamat dari longsor, Minggu (14/12/2014).

Khotimah yang sedang hamil tujuh bulan, saat kejadian benar-benar melihat dengan jelas longsor yang menimbun puluhan rumah di Dusun Jemblung pada hari Jumat (12/12) sekitar pukul 17.30 WIB itu. Ketika itu dirinya tengah mengambil pakaian dari jemuran bersama keponakannya Wawan (11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihat ada longsor dari atas bukit turun seperti ombak. Saya langsung lari masuk rumah dan menarik wawan dan lari keluar rumah," jelas dia.

Namun karena longsoran tanah bergerak dengan cepat, dia dan keponakannya terseret material longsoran tanah hingga puluhan meter dengan kondisi badan yang tertimbun longsor hingga seleher. Beruntung dia dan kepoakannya selamat.

Tapi tidak dengan suami dan anaknya, Juan (25) dan Dafa (8) yang saat kejadian sedang berada di rumah mertua. Dia melihat dengan jelas ketika terseret longsor suami dan mertuanya ikut terbawa material longsoran.

"Saya lihat suami dan mertua saya tergulung material longsoran, tapi saya tidak melihat Dafa," ujar dia yang terus berharap jenazah keluarganya dapat ditemukan.

Sementara menurut Sanis (40), salah seorang warga Dusun Tekik, Desa Sampang, mengaku kehilangan adiknya, Ramel (25), yang saat bencana longsor terjadi hendak menuju ke rumah Khotimah yang merupakan adik iparnya.

"Rencananya dia mau mengajak Khotimah yang sedang hamil untuk mengungsi ke Dusun Tekik karena gerakan tanah terus terjadi. Tapi malah Ramel ikut jadi korban dan sampai sekarang belum ditemukan," kata dia yang turut mengungsi karena Dusun Tekik terancam longsor.

(arb/kha)