TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Gerindra Darori Wonodipuro menyarankan agar pemerintah berani mencari terobosan baru sehingga bencana longsor tidak terulang seperti yang terjadi di Dusun Jemblungan, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Jumat, 12 Desember 2014. (Baca: Longsor Banjarnegara,Ada Ledakan Sampai Air Terjun)
Menurut Darori, pemerintah daerah harus mulai menginventarisasi para warganya yang tinggal di kawasan lembah. "Kebanyakan yang tinggal di lembah itu kondisi ekonominya rendah, jadi pemerintah harus membantu merelokasi," kata politikus dari daerah pemilihan Banjarnegara itu ketika dihubungi, Sabtu, 13 Desember 2014.
Jalan keluarnya, ujar Darori, pemerintah mengutus Perum Perhutani untuk menukar tempat tinggal masyarakat di kawasan lembah dengan hutan yang cukup datar. Kemudian, lahan milik warga yang di lembah tersebut ditanami dengan tanaman keras seperti manggis, kemiri, pete, jengkol, atau tanaman lain yang buahnya bisa dimanfaatkan. (Baca: Longsor di Banjarnegara, BPBD Sudah Ingatkan)
"Pohonnya punya nilai konservasi, buahnya bisa dimanfaatkan juga," ujar mantan Direktur Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan itu. Menurut dia, saat ini kondisi hutan di Pulau Jawa hanya 10 persen. Sedangkan syarat minimal agar bisa menyerap air hujan dan mencegah longsor, ketersediaan hutan harus seluas 30 persen.
Karena itu, pemerintah perlu mengubah sistem hutan produksi ditukar dengan kawasan tempat tinggal masyarakat di daerah terjal atau kemiringan 45 derajat. "Memang itu tidak mudah, harus ada keberanian perubahan yang mendasar," ujar Darori. Dia pun berencana untuk mengunjungi dan memberi bantuan korban bencana longsor di Banjarnegara. (Baca: Cuaca Buruk, BNPB Hentikan Evakuasi Korban Longsor)
Jumat kemarin, sekitar pukul 18.00 WIB, longsor hebat terjadi di Jemblungan, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. Puluhan rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 keluarga di Dusun Jemblung RT 05 RW 01, tertimbun tanah. Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi sebanyak 17 orang, 11 orang luka berat, dan 4 orang luka ringan.
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
Kapal Selam Jerman | Kasus Munir | Rekening Gendut Kepala Daerah | Perpu Pilkada
Berita terpopuler lainnya:
Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?
Beri Jalan ke Jokowi, Sultan Yogya Dipuji Habis
Refly dan Todung Seleksi Hakim MK, Jokowi Diprotes
Cerita Ahok Saat Kaca Spionnya Dicoleng