Ada Ancaman Eksodus di Nunukan, Mendagri Kirim Tim Khusus

Kompas.com - 14/11/2014, 12:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku sudah menerima laporan adanya eksodus warga negara Indonesia di tiga desa perbatasan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Merespons informasi ini, menurut Tjahjo, Kementerian Dalam Negeri sudah mengirimkan tim khusus untuk mencari penyebab eksodus dan solusinya.

"Saya dapat laporan langsung meminta ke Sekretaris BNPP untuk lakukan cek ke sana. Tapi sampai laporan terakhir itu, action-nya belum sampai ke sana, baru ada gejolak keinginan warga, makanya kami kirim tim," ujar Tjahjo, di Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Selain itu, Tjahjo mengaku juga akan segera melakukan rapat terpadu dengan kementerian lain untuk membahas soal perbatasan. Saat ini, ada 187 kecamatan yang terletak di perbatasan yang tengah diinventarisasi kebutuhannya. Menurut dia, persoalan kawasan perbatasan selalu soal pembangunan. Oleh karena itu, untuk membangun daerah-daerah itu, dibutuhkan koordinasi dengan kementerian lain yang memiliki anggaran untuk pembangunan, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Masalah mereka hanya kebutuhan infrastruktur jalan, air bersih, dan kesejahteraan," katanya.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu juga mengaku tengah mengkaji rencana pemerintah meningkatkan dana alokasi khusus (DAK) untuk provinsi kepulauan.

"Ini (penambahan) DAK sedang dipertimbangkan, tapi presiden mau DAK itu fokusnya untuk bangun infrastruktur," kata Tjahjo.

Sebelumnya, beredar informasi bahwa ratusan warga di tiga desa, yaitu Desa Labang, Desa Panas, dan Desa Tao Lumbis, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, melakukan eksodus ke Malaysia. Mereka berdalih ingin mencari kehidupan yang layak karena selama menetap di Indonesia kesejahteraannya jauh dari harapan. Misalnya, hampir 100 persen kebutuhan pokok warga di wilayah perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong itu bergantung dari Malaysia.

”Sebenarnya eksodus ke Malaysia bukan baru-baru ini. Eksodus terjadi sejak konfrontasi tahun 1965 sampai sekarang. Mereka eksodus bukan untuk menjadi warga sana, tapi karena kesulitan ekonomi. Warga perbatasan ini susah untuk mendapat pekerjaan. Karena mereka mendengar informasi dari keluarga mereka di Malaysia mudah mendapat pekerjaan, lama-kelamaan enak hidupnya di sana, akhirnya menetap,” ujar Anggota Komisi II DPRD Nunukan, Lewi, di ruang kerjanya, Rabu (12/11/2014).

Lewi mengatakan, 60 persen warganya lebih memilih tinggal di Malaysia. Selain masalah perekonomian, kemudahan mendapatkan dokumen kependudukan pun menjadi alasan warga di wilayah perbatasan menetap di Malaysia.

”Dari tiga kelompok desa ini, sekitar 60 persen warganya dari tahun 1965 sampai sekarang eksodus ke Malaysia. Ada keluarga di sana juga mempermudah untuk mendapatkan IC (semacam KTP) karena adanya ikatan keluarga. Bahkan orangtua di sana difasilitasi oleh negara untuk mendapat tunjangan. Biaya hidupnya dipenuhi oleh Pemerintah Malaysia,” kata Lewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istana Sebut Pengangkatan PPPK 2024 Jadi Kebijakan Afirmasi Terakhir: Kita Butuh Kompetensi

Istana Sebut Pengangkatan PPPK 2024 Jadi Kebijakan Afirmasi Terakhir: Kita Butuh Kompetensi

Nasional
Istana: Pasal yang Dicurigai Kembalikan Dwifungsi ABRI Tak Ada, Kecurigaan LSM Tak Beralasan

Istana: Pasal yang Dicurigai Kembalikan Dwifungsi ABRI Tak Ada, Kecurigaan LSM Tak Beralasan

Nasional
Istri Eks Kapolres Ngada Ikut Hadir Jadi Saksi di Sidang Kode Etik

Istri Eks Kapolres Ngada Ikut Hadir Jadi Saksi di Sidang Kode Etik

Nasional
Menlu Sugiono Terima Utusan Presiden Palestina, Bahas Pembangunan RSIA Indonesia di Gaza

Menlu Sugiono Terima Utusan Presiden Palestina, Bahas Pembangunan RSIA Indonesia di Gaza

Nasional
Kapolri Imbau Warga Lapor ke Kepolisian Terdekat Saat Rumah Kosong Ditinggal Mudik Lebaran

Kapolri Imbau Warga Lapor ke Kepolisian Terdekat Saat Rumah Kosong Ditinggal Mudik Lebaran

Nasional
MK Nyatakan Berkas Gugatan Guru Besar Unhan Terkait UU TNI Kurang Lengkap

MK Nyatakan Berkas Gugatan Guru Besar Unhan Terkait UU TNI Kurang Lengkap

Nasional
Antisipasi Banjir, Mensos Siagakan Lumbung Sosial untuk Salurkan Bantuan

Antisipasi Banjir, Mensos Siagakan Lumbung Sosial untuk Salurkan Bantuan

Nasional
Eks Kapolres Ngada Banding Usai Diberhentikan karena Kasus Pencabulan

Eks Kapolres Ngada Banding Usai Diberhentikan karena Kasus Pencabulan

Nasional
Meningkatkan Kemampuan Militer: Pelajaran dari Perubahan Geopolitik Global

Meningkatkan Kemampuan Militer: Pelajaran dari Perubahan Geopolitik Global

Nasional
Momen Kapolri Bagi-bagi 2.000 Takjil di Lampu Merah Mabes...

Momen Kapolri Bagi-bagi 2.000 Takjil di Lampu Merah Mabes...

Nasional
Selain Cabuli Anak di Bawah Umur, Eks Kapolres Ngada Terbukti Lakukan Perzinaan

Selain Cabuli Anak di Bawah Umur, Eks Kapolres Ngada Terbukti Lakukan Perzinaan

Nasional
Profil Brigjen TNI Kristomei Sianturi, Kapuspen TNI yang Baru

Profil Brigjen TNI Kristomei Sianturi, Kapuspen TNI yang Baru

Nasional
Menko Polkam Sebut Hanya 3 Pasal yang Diubah dalam RUU TNI

Menko Polkam Sebut Hanya 3 Pasal yang Diubah dalam RUU TNI

Nasional
Menpan-RB: 213 Instansi Pemerintah Ajukan Penundaan Pengangkatan CASN 2024, tapi...

Menpan-RB: 213 Instansi Pemerintah Ajukan Penundaan Pengangkatan CASN 2024, tapi...

Nasional
Menko Polkam: Jangan Khawatirkan RUU TNI, Dwifungsi ABRI Tidak Ada

Menko Polkam: Jangan Khawatirkan RUU TNI, Dwifungsi ABRI Tidak Ada

Nasional
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau