Share

Tradisi Mengenang Nabi Muhammad di Aceh (II)

Salman Mardira , Okezone · Sabtu 31 Januari 2015 12:50 WIB
https: img.okezone.com content 2015 01 31 340 1099668 tradisi-mengenang-nabi-muhammad-di-aceh-ii-DnBz9EYPtM.jpg Para santri melantukan zikir di perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW (Salman M/Okezone)
A A A

ACEH - Maulid bagi masyarakat Aceh merupakan tradisi sakral yang harus diperingati hampir di tiap-tiap desa pada bulan Rabiul Awal. Maulid umumnya diperingati dengan kenduri disertai seni zikir barzanji. Tujuannya sebagai wujud kecintaan kepada Nabi Muhammad.

Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dalam merayakan maulid. Di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya misalnya, maulid selalu ada sie puteh sebagai menu pelengkap. Sebagian meunasah juga menyediakan kari kambing.

Di Aceh Utara setiap idang yang dibawa ke meunasah atau masjid, seakan belum lengkap kalau tanpa disusupi pulot (ketan) dan pisang. Sementara di Aceh Besar dan Banda Aceh, kuah beulangong (gulai daging yang dimasak dengan rempah-rempah dalam kuali besar) jadi menu andalan diantara aneka lauk lainnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi mengatakan, keunikan maulid tersebut menjadi salah satu potensi wisata budaya yang bisa menarik wisatawan ke provinsi itu. “Ini harus terus kita pertahankan sebagai identitas kita,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Reza mengajak agen perjalanan wisata untuk mempaketkan secara kreatif tradisi dan keunikan maulid ini, kemudian ditawarkan ke wisatawan sebagai paket wisata budaya dan religi di Aceh.

Menurut Ketua Majelis Adat Aceh, Badruzzaman Ismail, maulid dalam tradisi Aceh bukanlah sekadar makan-makan. Tapi juga wujud syukur kepada Allah atas rezeki yang sudah dilimpahkan lewat saling berbagi, kecintaan kepada Nabi Muhammad, serta memperkuat ukhuwah Islamiyah atau silaturahmi.

“Tamu-tamu dari kampung lain datang saling berinteraksi saat maulid, saudara-saudara yang jauh datang waktu maulid. Silaturahmi semakin kuat,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Badruzzaman, tradisi maulid juga meningkatkan perekonomian rakyat, di mana transaksi jual beli kebutuhan pokok dan bumbu naik jelang maulid. “Buah, daging, bawang segala macam laku keras,” pungkasnya.

Dia kembali menerangkan, esensi utama dari memperingati maulid adalah agar umat mengenang dan meneladani Nabi Muhammad, serta meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah. (Selesai)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ris)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini